Puisi-puisi Rizka Nur Laily Muallifa #4
Parcel
emping, kacang kupas, sirup rasa hujan, kukis, biskuit tanpa bapak
berbaris dalam kardus mi instan
berhari raya dengan sopan
(Bojonegoro, 2020)
Buku Serakah
buku-buku ditebus dengan mata serakah
seolah kebaikan mutlak ada padanya
begitu sampai rumah
buku-buku itu menjelma kesombongan tak terelakkan
di hadapan daun-daun cemara yang luntur di halaman
di samping sapu lidi yang menganggur
(Bojonegoro, 2020)
Kresak
di kebun
ibu tampak kompeten mematah daun-daun pisang yang sudah kering
waktu istirah sebentar
kucoba meraih gantar berujung tajam
menirukan ibu
satu jam berlalu
daun kering yang melepas dirinya ke tanah basah tak sanggup memenuhi hitungan jari
“daun itu sudah selesai masa hidupnya. kita tanggalkan supaya pohon pisang ini bisa hidup lebih hijau. sama seperti kesedihan. perasaan-perasaan itu harus dipupus supaya hidup jadi lebih segar”, kata ibu
(Bojonegoro, 2020)
Kunci Hidup yang Sulit
: quraish shihab
angka-angka dalam timbangan
tidak pernah cukup menakar hidup yang maruk
selalu ada lubang dalam dosis obat paling ringan
saat hidup cuma terdiri dari dua kata
tulus dan ikhlas
keduanya tampak sederhana
tetapi kesusahan memberlakukannya senantiasa menjadi-jadi setiap hari
(Bojonegoro, 2020)
Tulisan yang Sombong
tulisan-tulisan merasa naik derajat
di antara kutipan dan amatan mata telanjang dan halus perasaan
namun semakin tidak sesuai dengan pesanan zaman
bolak-balik diperiksanya amplop dalam layar
dan tak ia temui getar yang sama lagi
kecuali nasihat hujan yang terus menggelayuti
“penulis tidak pernah tergesa-gesa mempublikasikan karyanya yang belum matang”
(Bojonegoro, 2020)
Category : cerpen
SHARE THIS POST