Kukuh S. Aji
Author
Pesantren dan Psikologi Berkah
Diposting : 21 Februari 2023 Kukuh S. Aji
Seorang anak kelas empat SD meminta kepada orangtuanya untuk mondok itu tidak masuk akal. Motif seperti apa yang mampu mendorong anak seumur jagung untuk hidup di dalam komunitas tanpa bimbingan, rasa aman, sekaligus kenyamanan yang padahal bisa ia peroleh ketika tinggal di rumah saja bersama orangtuanya?… read more
Merangkul Kehilangan
Diposting : 20 Mei 2022 Kukuh S. Aji
Momentum kehilangan selalu menjadi hal yang menyakitkan bagi manusia. Mekanisme mengikhlaskan tidak pernah mengikut saat kita lahir; tidak seperti mekanisme menangis yang bahkan menjadi penanda respon ketika pertama kali kita lahir di dunia. Dan dalam rentang usia manusia, seumur hidup kita, kita mati-matian… read more
Logoterapi, Tasawuf, dan Kesehatan Mental
Diposting : 12 Juli 2021 Kukuh S. Aji
Mari kita menyepakati terlebih dahulu bahwa tidak ada label logoterapi Islam. Dimensi keislaman tidak pernah melahirkan konstruksi keilmuan logoterapi. Namun, konstruksi keislaman yang membabak konsep yang “mirip” logoterapi, barang tentu pasti ada. Sebut saja salah satunya keilmuan tasawuf. Walaupun… read more
Ecosophy: Dari Filsafat Hingga Tasawuf Lingkungan
Diposting : 13 Agustus 2020 Kukuh S. Aji
Pada suatu ceramah, Sumanto Al-Qurthuby dhawuh dengan kalimat bermakna kurang lebih begini, “Baik Islam, Buddha, Hindu, Kristen, Katholik dan Yahudi, memiliki kitab suci yang memberikan petunjuk dalam kehidupan. Di dalamnya mengajarkan para pengikut agama tersebut untuk merawat bumi dan lingkungannya.”… read more
Mikul Duwur Mendhem Jero Kebudayaan
Diposting : 13 Juni 2020 Kukuh S. Aji
Saya merasa sangat njawani ketika belajar tentang kejawaan. Pada dasarnya perkara ini adalah soal kearifan lokal yang mulai mengkhawatirkan. Substansi indigenous kini hanya terlihat permukaannya saja, bahkan samar-samar, sebab sudah terkubur sepertiga bagiannya, meski di tanahnya sendiri. Lekas kita… read more
Perjalanan Menuju Pemaafan
Diposting : 08 Juni 2020 Kukuh S. Aji
Selamanya pemaafan tak semudah menerima maupun memberi telapak tangan. Lebih dari itu, rupanya pemaafan butuh tahap-tahap yang kompleks dan determinan terhadap luka yang dialami oleh tiap individu. Semenjak manusia menyadari lukanya, mengomunikasikan dengan baik terhadap subjek yang bersangkutan, hingga… read more