Kesultanan Aceh

slider
11 April 2020
|
890

Kesultanan Aceh didirikan oleh Ali Mughayat Syah pada 1514. Sejak didirikan, Kesultanan Aceh telah menjadi incaran Eropa karena terkenal sebagai daerah penghasil lada. Pada 1521 misalnya, Portugis di bawah pimpinan Jorge D. Brito menyerang Kesultanan Aceh, tetapi dapat dikalahkan oleh pasukan Ali Mughayat Syah.

Pada awalnya daerah Kesultanan Aceh hanya meliputi Aceh Besar dan Daya, tetapi kemudian diperluas sampai ke Pidie, Pasai, Aru, Perlak, Tamiang, dan Lamuri. Bahkan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, wilayah Kesultanan Aceh sampai meliputi Sumatera Barat, Riau, dan Semenanjung Malaka.

Di bawah kepemimpinannya, Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaan. Sultan Iskandar Muda berhasil membangun jaringan perdagangan serta armada perang yang kuat, sehingga Kesultanan Aceh disegani oleh bangsa Eropa. Kajian sastra, pembangunan masjid, dan dayah sebagai pusat pendidikan Islam mengalami perkembangan yang pesat.

Salah satu peninggalan Kesultanan Aceh adalah Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh. Pada mulanya masjid ini berkubah tunggal, namun kemudian diperluas dengan tiga kubah (1935), menjadi lima kubah (1958), dan sekarang memiliki tujuh kubah. Namun kekuasaan Kesultanan Aceh semakin melemah, sampai akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan Hindia Belanda pada tahun 1912.

Sumber: Eksiklopedi Islam untuk Pelajar, 1 Abb-Bru (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2002), hlm. 10-11.


Category : keislaman

SHARE THIS POST


ABOUT THE AUTHOR

Redaksi MJS

Literasi Masjid