Puisi-puisi Shela Kusumaningtyas #2
Ibu
Aku memergoki ibu
Menyeka air mata, bersimpuh
Menengadahkan tangan
Suara mengalur lirih tercekat
Terisak menahan pecahnya tangis
Telingaku melebar
Menangkap gaung pinta dilayangkan ibu
Tentang anak-anaknya
Aku terus menyimak rintih ibu
Makin kencang dirapal
Kepala terus menunduk
Kalam-kalam tiada henti
Menyata
Dari balik tirai tersingkap
Embun menetes pelan
Menuruni jelujur tulang daun
Jatuh di tanah-tanah kering
Merayapi punggung biji-bijian
Tanah-tanah melunak
Menyeruakkan tunas-tunas kesegaran
Tanda hari baru menyapa
Jiwa-jiwa sempat dibungkam lara
Mimpi terpendam
Harapan memudar
Perlahan terpoles jelas
Mewujud jadi asa
Kian menyata
tempat tak aman
ada sepasang mata mengintai
dari segala penjuru mata angin
gerak-gerik bola mata penuh kecemasan
derap kaki menyeret
menyisakan tanda tanya tertelungkup
di kepalan tangan
lengking umpatan menghambur
heboh menuntun persembunyian
Buku
Hadirku lesap di antara riuhnya pengunjung
Mungkin saja kau akan kehilangan
Lalu menyisir ke setiap sudut rak berjubel
Ingatan dan kata-kata terperangkap di dalamnya
Aku tetap bersembunyi
Di balik lembaran-lembaran kisah tragis buku usang
Menguning dan mulai terlepas tiap halamannya
Aku harus menggenggam erat
Supaya cerita tidak berceceran
Menghambur lenyap
Seperti jalinan rasa gagal kita semai
Menjadi sebuah buku enak dibaca
Pandangan matamu tampak kebingungan
Huruf-huruf itu berputar-putar menabrakkan diri
Di keningmu berkerut
Memikirkan kita terlampau asing
Aku menepi setelah berkejaran
Menerobos deretan buih-buih kepalsuan
Dari deretan aksara kubolak-balik
Supaya kupaham maknanya
Namun tak pernah berhasil
Category : cerpen
SHARE THIS POST