Puisi-puisi Faris Al Faisal
Nuzul Malam Kemuliaan
Mungkin (ketika dulu ada lelaki Bani Israil
seorang fisabilillah selama seribu bulan) Allah memberi
satu surat mulia. Al Qadr.
Kami adalah hamba. Memohon pohon kemuliaan,
memanjat batangnya meninggi ke langit. Mengintip
seribu bulan. Di malam kemuliaan.
Aku kemudian memeluk bulan. Berpuisi
dengan ayat suci. Sang Jibril turun dengan panji-panjinya.
Membaca syair pada bilik-bilik yang bergetar
karena zikir.
Malam itu alam memohon keselamatan. Ranting-ranting
pohon menulis sajak. Angin berdesir seperti semilir. Bulan
keperakan. Menasbihkan rinduku yang berderai.
(Indramayu, 2019)
Mengetuk Rayyan
Sehabis imsak bulu-bulu mata pun bersajak
Di keheningan pagi azan Subuh ditabuh
Tangan mengambil air wudu
Membasuh embun suci dan salat Subuh berjamaah
Di masjid desa
—dalam sebuah kultum aku terkantuk. Bermimpi meneguk air kautsar. Samar kudengar tentang rayyan, pintu surga bagi orang-orang berpuasa. Aku belum mendapatan tiket surga. Dapatkah mengetuknya—
Selepas matahari membakar perut
Dahaga dan lapar menggedor lambung
Ususku menggerus kesabaran
Tapi bukan hanya perutku yang beribadah;
1. Mata
2. Mulut
3. Telinga
4. Tangan
5. Kaki
Adalah juga menjaganya dari yang sia-sia
Di sana, ada ketakwaan
Aku hanya ingin mengetuknya lagi
Pintu rayyan-Mu
(Indramayu, 2019)
Getar dan Getir
Getar manakah
yang masih terasa
Getir manakah
yang masih tersisa
Barangkali kita terlalu sibuk
melupakan kenang di kening
menyekanya seperti peluh
Tapi butiran rindu itu
menyembul lagi
setiap dingin menyerbu
(Indramayu, 2019)
Sajak Hari Kiamat
Sambil terguncang-guncang ia membaca sajak
Tanah retak, gunung ledak, laut rentak
Dan langit pun lantak
Manusia adalah debu
Berloncatan bagai lumba-lumba
Mengitari mahkota bunga
Mawar laut. Menjemput maut
Hari kiamat
Semua tamat
Tuhan
Hanya Tuhan
Selamat. Memberi rahmat
(Indramayu, 2018)
Sajak Isra dan Mikraj
Isramu pada malam suci
Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
Dari Mekkah ke Yerusalem
Bergulung debu padang pasir
Butir-butir tasbih digelindingkan Jibril
Malaikat berzikir dan bersyair
Para Nabi dan Rasul
Rukuk dan sujud bersamamu
Bertakbir dan bertaslim
Dari kubah As Shakrah
Dilecutkan burak dengan mikraj
Menerobos ruang dan waktu
Pertemuan dan rindu;
Langit 1, Adam
Langit 2, Yahya dan Isa
Langit 3, Yusuf
Langit 4, Idris
Langit 5, Harun
Langit 6, Musa
Langit 7, Ibrahim
Di Sidratul Muntaha puisi salat dibacakan Allah
Pena dan kertas bagai embun di daun
Berguguran ke bumi
Setelah itu aku dirikan salat
Memungut rindu di bumi isra mikraj
Dan tersungkur dalam cinta di bawah Kakbah
(Indramayu, 2019)
Category : cerpen
SHARE THIS POST