Kesultanan Cirebon

slider
slider
slider
slider
27 April 2020
|
1467

Kerajaan Islam pertama di Jawa Barat ini berawal dari abad ke-15. Saat itu Cirebon dikuasai oleh Pangeran Walangsungsang (Cakrabumi), Raja Pakuan Pajajaran. Ia dianggap sebagai pendiri Kerajaan Cirebon. Namun tokoh paling berperan menjadikan Cirebon sebagai Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian Kesultanan Banten. Keutuhan Kesultanan Cirebon hanya bertahan sampai masa Panembahan Ratu II yang bergelar Panembahan Girilaya (1650-1662).

Panembahan Ratu II ini merupakan cicit Sunan Gunung Djati. Sebelum ia meninggal dunia (1662), Panembahan Ratu II membagi Kesultanan Cirebon menjadi dua, yaitu Kasultanan Kasepuhan dan Kanoman, lalu menyerahkan tampuk kekuasaan kepada kedua putranya. Kasultanan Kasepuhan dipimpin oleh Martawijaya (Panembahan Sepuh yang bergelar Syamsuddin), sedangkan Kasultanan Kanoman dipimpin oleh Kartawijaya (Panembahan Anom yang bergelar Badruddin). Meski tidak memiliki kekuasaan administratif, Kesultanan Cirebon tetap bertahan dan memelihara dengan baik berbagai tradisi, peninggalan seni, dan sastra Islam.

Kota Cirebon sendiri juga menjadi salah satu pusat peradaban Islam di Nusantara. Letaknya yang berada di pesisir, membuat Cirebon banyak berhubungan dengan dunia luar, terutama melalui jalur perdagangan seperti dengan China dan Arab. Hubungan ini juga berpengaruh terhadap perkembangan seni, sastra, dan tradisi Islam yang ada di Cirebon.

Sumber: Eksiklopedi Islam untuk Pelajar, 2 Bud-Idr (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2002), hlm. 10.


Category : keislaman

SHARE THIS POST


ABOUT THE AUTHOR

Redaksi MJS

Menuju Masjid Membudayakan Sujud