Puisi-puisi Aris Setiyanto

slider
slider
slider
17 Mei 2020
|
1431

Shalawat

shalawat terdengar

begitu dekat, begitu keras

tanpa tedeng aling-aling

tanpa sekat

bahkan selapis kelopak mata pun

aku dengannya

: baginda Nabi

tak berjarak

(Temanggung, 12-5-2020)


 

Sedekah

jalanku ke jalan-Mu

: tasbih, tahlil, tahmid

Di hatiku tak ada sedikit pun

ganjalan

tanpa jawab

hanya rida-Mu

sebab inilah imanku

(Temanggung, 12-5-2020)


 

Sedekah 2

Engkau pinjamkan harta-Mu kepadaku, Allahu-rabbi

kau kembalikan

kepada aku kepastian

berlipat-lipat dan

tak terhingga

 

seringkali aku abai

melihat-Mu sebelah mataku

bagaimana aku bisa lupa? aku tahu

hati tak pernah berdusta

sementara mulut bermekar kekata

(Temanggung, 12-5-2020)


 

Sedekah 4

amar makruf nahi mungkar

telah aku singkirkan

tulang batu yang berduri

dari jalanan yang jalang

tiga ratus enam puluh persendian

serupa tasbih yang aku rapal

misal aku—di hari itu

tengah berjalan, terbebas aku

betapa nyala api neraka

(Temanggung, 12-5-2020)


Category : cerpen

SHARE THIS POST


ABOUT THE AUTHOR

Aris Setiyanto

Menulis puisi. Berdomisili di Temanggung, Jawa Tengah. Buku puisinya, Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat Melintas (2020).