Masa Keemasan dalam Islam

slider
06 Maret 2020
|
1808

Dalam catatan sejarah, salah satu keajaiban di dunia yang pernah terjadi dalam peradaban umat manusia adalah lahirnya suatu peradaban yang bernama peradaban Islam. Awalnya jazirah Arab yang merupakan tempat lahirnya agama Islam hanya dianggap sebagai wilayah yang dihuni oleh sejumlah orang yang hidupnya nomaden. Jazirah Arab saat itu tidak menarik perhatian sejumlah pusat peradaban besar di sekelilingnya, seperti peradaban Alexandria (Mesir), peradaban Jundishpur (Persia), dan peradaban Mesopotamia.

Kegemilangan peradaban Islam merupakan salah satu fase sejarah terbaik yang pernah ada. Agama Islam menjadi pelopor yang mengajarkan manusia tentang tauhid, moral, dan berbagai keilmuan lainnya yang bersumber dari Al-Qur’an sebagai kitab suci. Di tengah kegersangan tanah Arab, Islam datang sebagai obor pencerahan peradaban manusia yang mengangkat moral dan derajat manusia, sekaligus membangkitkan dari keterbelakangan dan keterbodohan masyarakat.

Islam sebagai agama, tidak hanya menyerukan umat manusia untuk bertauhid. Melainkan juga menyerukan untuk mencari dan menuntut ilmu. Sebab ilmu pengetahuan menjadi hal yang penting dalam agama Islam. Seruan ini diamini oleh orang-orang Islam pada masa lalu, yang pada dasarnya, spirit umat Islam untuk mencari ilmu pengetahuan merupakan bagian dari beribadah.

Di samping itu, Al-Qur’an juga memuliakan dan menghormati orang-orang yang mencari ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti pada abad pertengahan, yaitu ketika imperium Islam menjadi penguasa peradaban dunia. Penguasaan ilmu pengetahuan oleh ilmuwan muslim tidak main-main. Mereka berlomba-lomba untuk memperdalam ilmu pengetahuan secara menyeluruh.

Para ilmuan muslim pada saat itu tidak hanya berkutat pada satu disiplin keilmuan tertentu, akan tetapi mereka mempelajari dan menjadi mahir dalam berbagai bidang keilmuan. Sebut saja, Ibnu Sina seorang ilmuan yang ahli dalam bidang kedokteran dan juga ahli dalam bidang filsafat. Ibnu Rusyd selain sebagai filosof juga merupakan seorang fakih yang sangat telaten dalam menguraikan persoalan-persoalan fikih. Dalam bidang bahasa muncul nama-nama seperti Asmai, Syaefi, Abdullah bin Idris, Isa bin Yunus, dan Ibrahim al-Mosuli. Selain tokoh-tokoh tersebut, masih banyak lagi para ilmuan muslim yang telah berjasa besar bagi dunia ilmu pengetahuan.

Etos para ilmuan muslim saat itu, tidak terlepas dari peranan agama Islam yang menyerukan umatnya untuk tekun dalam menuntut ilmu pengetahuan. Para ilmuan muslim saat itu membuka babak baru di bidang ilmu pengetahuan dalam sejarah umat manusia. Jazirah Arab, yang dulunya dipenuhi dengan kebejatan moral penduduknya telah berubah menjadi peradaban yang maju dan unggul, yang telah melahirkan para ilmuan muslim yang hebat.

Padahal jika ditilik di masa lalu sebelum Islam datang, jazirah Arab hanyalah wilayah terpencil di tengah peradaban-peradaban kuno yang telah maju jauh sebelumnya, seperti Persia, Mesir, Babilonia, Romawi, dan Yunani. Keilmuan dari peradaban-peradaban kuno itu diwarisi oleh umat Islam dan dipanen hasilnya pada era pemerintahan Harun al-Rasyid kemudian dilanjutkan oleh al-Makmum. Masa itu dikenal sebagai masa keemasan dalam Islam, the golden age of Islam.

Pada masa itu, kota Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Hal ini ditandai dengan pembangunan sarana pendidikan, perpustakaan (dar al-Hakim), lembaga-lembaga pendidikan banyak didirikan, buku-buku yang membahas berbagai macam disiplin keilmuan juga banyak disediakan. Semua itu menjadi langkah serius umat Islam di masa itu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Abdul Karim dalam buku Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (2017) menyatakan bahwa sumber inspirasi yang menjadi penggerak luar biasa bagi para ilmuan muslim dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan bagi pencerahkan peradaban dunia dapat dilacak pada Al-Qur’an.

Pada masa itu, ilmu pengetahuan memang mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya. Kehidupan ilmuwan dijamin oleh negara dan sejumlah pihak yang menaruh perhatian pada ilmu pengetahuan. Sejalan dengan hal tersebut, seorang sejarawan Barat, J. Pedersen, menjelaskan bahwa tidak jarang juga para pengusaha dan orang-orang kaya pada masa kejayaaan imperium Islam sanggup menggelontorkan dana yang cukup besar untuk kepentingan keilmuan saat itu. Pada intinya, masa keemasan dalam Islam sebagai peradaban besar berkat penguasaan ilmu pengetahuan. Seharusnya masa sekarang pun umat kembali pada kiblat ilmu pengetahuan.


Category : keislaman

SHARE THIS POST


ABOUT THE AUTHOR

Muhyidin Azmi

Mahasiswa Pascasarjana Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta