Memahami Makna Salat
Apakah anda sudah akrab dengan salat? Apakah anda juga telah merasakan manfaat salat yang begitu dahsyat? Hemat saya, sedikitnya ada beberapa manfaat salat dalam kehidupan yang dapat kita rasakan.
Pertama, sebagai media penyucian diri dari dosa-dosa. Salat sebagai cara untuk memohon pengampunan Ilahi. Mau tidak mau salat yang kita lakukan akan mengajak kita sendiri untuk mengoreksi, memperbaiki diri, dan bertaubat atas apa yang telah kita lakukan pada waktu sebelum salat. Lalu sehabis salah kita pun seolah diajak supaya berhati-hati dalam bertindak, setiap saatnya.
Kedua, salat akan menghindarkan kita dari kesombongan sebagaimana kata Imam Ali ibn Abi Thalib, “Allah mewajibkan iman untuk membersihkan (manusia) dari syirik dan mewajibkan salat untuk membersihkan diri dari kesombongan.”
Ketiga, salat sebagai penguat semangat disiplin. Serta banyak lagi manfaat lain yang terkandung di dalamnya. Poin pentingnya adalah, dengan melaksanakan salat, kita bisa lebih dekat dan bisa mengingat-Nya. Karena pada hakikatnya, ruh dari seluruh ibadah serta unsur utama dari pencegah perbuatan keji dan munkar adalah zikir atau mengingat-Nya.
Sistem Kontrol
Kita semua tentu pernah mendengar dan barangkali membaca ayat di dalam al-Qur’an; Sesungguhnya salat itu mencegah (manusia) dari perbuatan yang keji dan munkar [Q.S 29:45]. Kita pastinya juga merasa tidak asing dengan hadis Kanjeng Nabi Muhammad yang mengatakan bahwa, kelak di hari kiamat yang diperiksa pertama kali dari amal ibadah kita adalah salat.
Tentu masih banyak lagi ayat dan hadis yang menjelaskan tentang salat. Persoalannya sekarang adalah, mengapa banyak orang yang telah menunaikan salat tapi ia juga masih rajin berbuat maksiat (keji dan munkar)? Padahal salat adalah ibadah yang akan mencegah manusia dari perbuatan maksiat itu sendiri.
Terlebih dahulu kita harus mengetahui maksud dari kalimat “… mencegah yang keji dan munkar”. Kalimat ini menandakan bahwa salat itu sebenarnya menghadirkan sistem kontrol pada segala kondisi di dalam diri setiap muslim.
Setelah itu, kita juga harus memahami efek salat yang berupa sistem kontrol agar setiap muslim bisa terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Efek semacam ini bisa terbentuk bila salat yang kita tunaikan sesuai dengan syarat dan rukun salat.
Dengan kata lain, salat mesti sempurna dilaksanakan. Bahkan lebih dari itu, kualitas salat juga harus terjamin. Keterjaminan kualitas ini biasanya kita sebut sebagai salat dengan khusyuk.
Dalam sebuah literatur disebut bahwa pada dasarnya hakikat salat adalah mengajak manusia untuk mengetahui faktor pencegah paling kuat yang ada di dalam diri manusia. Faktor utama tersebut adalah keyakinan terhadap wujud Allah sebagai sumber permulaan segala wujud, sekaligus juga percaya pada adanya hari kebangkitan.
Di dalam salat, dua faktor di atas, terutama faktor pertama terisyaratkan dalam setiap gerakan salat dan bacaan yang terkandung di dalamnya. Bila kita renungkan lebih jauh-tentu dengan berusaha untuk mengerti maknanya-setiap bacaan salat itu memiliki makna yang dalam. Salat juga menunjukkan kita sebagai hamba sangat kecil dan tak bernilai di hadapan-Nya. Sama sekali.
Isyarat Gerakan dan Bacaan
Selain itu, faktor tersebut juga terkandung dalam gerakan salat. Seseorang yang berdiri untuk melakukan salat dan mengucapkan takbir, berarti ia telah mengakui bahwa Allah adalah Dzat yang lebih baik dan lebih tinggi dari segala yang ada di dunia ini.
Dengan mengucapkan puji syukur, berarti ia juga telah memohon curahan kasih dan sayang-Nya. Karena itu, ia harus menyadari bahwa segala nikmat itu kelak akan ditagih oleh-Nya di hari akhir nanti. Ini menunjukkan bahwa hari pembalasan itu ada.
Maka ia harus mengakui ketundukan, melakukan penyembahan, memohon pertolongan, dan meminta petunjuk dari-Nya supaya tidak termasuk sebagai hamba dari golongan yang tersesat. Orang semacam itu akan selalu diliputi ketentraman dalam hidupnya.
Setiap langkahnya akan menuju kepada sesuatu yang hak dan benar. Jiwanya akan selalu menuju kepada kesucian dan kesempurnaan. Ia juga akan selalu berada dalam keimanan dan ketakwaan.
Dalam salat ia ruku, kemudian sujud di atas tanah sebagai pengakuan atas kebesaran-Nya. Ia lantas mengucapkan kalimat syahadat sebagai kesaksian atas ke-Esaan-Nya dan risalah Rasul-Nya, Kanjeng Nabi Muhammad.
Ada banyak makna-makna gerakan serta bacaan salat lainnya. Makna itu sangat dalam bila kita renungkan setiap saatnya. Pada taraf perenungan ini, salat yang kita lakukan lima kali sehari semalam akan membuat kita jauh dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana yang dimaksud dalam ayat al-Qur’an di atas.
Satu hal yang mesti disadari adalah bahwa diterima atau tidaknya salat seseorang barangkali bisa diketahui dari amal perbuatannya sehari-hari. Karena salat akan berdampak pada perbuatan yang lainnya; dalam bertindak dan berucap. Itu saja.
Wallahula’lam
Category : buletin
SHARE THIS POST