Abessinia
Kaum muslim pernah mencari perlindungan kepada seorang Raja Kristen. Ketika itu, Nabi Muhammad Saw mulai berdakwah secara terang-terangan. Pengikutnya bertambah banyak. Melihat itu, tekanan dan permusuhan dari orang Quraisy semakin keras. Untuk melindungi pengikutnya, Nabi Muhammad Saw menyarankan agar mereka hijrah ke Abessinia. Tempat itu dipilih karena rakyatnya beragama Nasrani dan Najasyi, raja mereka sangat bijaksana.
Setelah tiga bulan mereka kembali ke Makkah, tapi perlakuan orang Quraisy tetap sama. Nabi kembali memerintahkan untuk hijrah ke Abessinia. Namun orang Quraisy tidak tinggal diam, mereka mengutus Amr bin As serta Imarah bin Walid menghadap Raja Najasyi agar mau menyerahkan kaum muslim kepada mereka. Namun setelah mendengarkan keterangan dari kaum muslim yang diwakili oleh Ja’far bin Abi Thalib. Ja’far menjelaskan ajaran dalam Islam seperti menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya, berbuat jujur, salat, zakat, dan berpuasa. Ia juga membacakan surat Maryam ayat 1-33 tentang kisah Maryam dan anaknya, Nabi Isa. Raja Najasyi terharu dan mengizinkan kaum muslim tinggal di negerinya.
Ada sejumlah peristiwa bersejarah antara Raja Najasyi dan Nabi Muhammad Saw. Misalnya, pada 3 H/625 M, ketika Nabi Muhammad Saw tidak bisa hadir di Abessinia untuk melangsungkan perkawinannya dengan Hafsah binti Umar bin Khattab, Raja Najasyi berkenan untuk mewakili beliau. Kemudian ketika Nabi Muhammad Saw di Madinah dan mendengar berita kematian Raja Najasyi, beliau menyelenggarakan salat jenazah untuk menghormati jasa-jasanya bagi kaum muslim.
Sumber: Eksiklopedi Islam untuk Pelajar, 1 Abb-Bru (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2002), hlm. 7.
Category : keislaman
SHARE THIS POST